Home / MMSD / SCREENING & DISKUSI DIGDOC 6: DOKUMENTER PERFORMATIF

SCREENING & DISKUSI DIGDOC 6: DOKUMENTER PERFORMATIF

InDocs & Minikino.org mengundang anda sekalian untuk hadir,
SCREENING & DISKUSI DIGDOC 6: DOKUMENTER PERFORMATIF
Sebagai bagian ke 6 (FINAL) dari penayangan serial
“Mengenal Film Dokumenter, DIGDoc”

MENGENAI PROGRAM
Yayasan InDocs (Jakarta) bekerjasama dengan Minikino sebagai partner lokal di Denpasar mempersembahkan 6 (enam) serial Screening dan Diskusi untuk mengenal dan mengerti berbagai bentuk/gaya Film Dokumenter sepanjang sejarahnya.

ke – 6 – seri ini akan ditayangkan / screening pada jadwal-jadwal tertentu selama tahun 2014 dan mengundang siapa saja yang tertarik untuk belajar dan mengetahui lebih jauh sejarah film dokumenter, yang juga merupakan sejarah film secara umum.

Setiap seri penayangan akan dilanjutkan dengan diskusi dan disertai materi bacaan yang dibagikan.
=====================

Dokumenter Performatif

Dokumenter performatif menitikberatkan pada pengalaman subyektif dan respon emosional dari pembuat film. Film-film yang masuk dalam jenis ini kuat secara personal, tidak lazim bentuknya, dan menyertakan hipotesis yang membuat kita sebagai penonton merasakan atau mempunyai sudut pandang terhadap dunia yang berbeda dari kehidupan pribadi kita, misalnya dari sudut pandang kaum gay, kaum kulit hitam, atau penyandang cacat. Sub-genre dokumenter ini biasanya meneropong kehidupan dari pelaku atau saksi sejarah sendiri. Ini adalah jenis dokumenter yang lekat dengan memori atau ingatan dan pengalaman.

Program untuk bahan diskusi:
Sabtu, 1 NOPEMBER 2014, 19:30 – 21:30
di Minihall Griya Musik Irama Indah

Tarnation

digdoc

Jonathan Caouette / Amerika Serikat / 2003 / 90 menit
Jonathan Caouette seakan membuka buku hariannya yang berupa rekaman video kehidupan ia dan keluarganya selama 19 tahun. Banyak hal yang ia ungkap, antara lainnya bagaimana kehidupan ibunya dulu, bagaimana keluarganya terbentuk, pengalaman pribadinya sebagai seorang homoseksual, kisah ibunya yang mengalami gangguan mental, serta ceritanya sebagai seorang pembuat film. Jenis dokumenter ini adalah yang paling mengedepankan subyektifitas, karena dituturkan oleh pembuat filmnya sendiri dan tentang kehidupannya sendiri. Penonton ditarik untuk merasakan pengalaman Jonathan selama 19 tahun yang dirangkum dalam durasi sekitar 90 menit.

Seperti jenis dokumenter puitis, jenis performatif mengajak kita bertanya tentang apa itu pengetahuan. Apakah pengetahuan atau informasi lebih baik didapat secara kolektif atau dari beberapa orang atau secara spesifik berdasar pengalaman personal individu. Dokumenter performatif menggunakan cara yang kedua dimana informasi atau pengetahuan personal dibutuhkan untuk mengerti gejala dan kondisi sosial di masyarakat.

Arti menjadi sangat subyektif. Penyakit ibu Jonathan bisa mempunyai arti berbeda bagi Jonathan sendiri dan bagi penonton. Namun pertanyaan-pertanyaan yang lazim dalam dokumenter seperti terhadap pengalaman dan ingatan, keterlibatan emosi, pertanyaan akan nilai dan kepercayaan tetap hadir dalam Tarnation. Tarnation atau dokumenter performatif menggarisbawahi bagaimana pengetahuan dan pengalaman pribadi masing-masing penonton ditabrakkan dengan pengalaman dan pengetahuan pribadi pembuat film.

POINT DISKUSI
# Bagaimana menurut Anda jika pembuat film itu sendiri adalah subyek dalam filmnya sendiri juga? Apakah filmnya akan men jadi lebih atau malahan berkurang kredibilitasnya?
# Dalam hal film Tarnation, dalam proses filmnya apa yang menurut Anda dihilangkan dalam diri pembuat filmnya? Dan apakah yang ia buka tentang dirinya sendiri?

====================

Sabtu, 1 NOPEMBER 2014, 19:30 – 21:30
di Minihall Griya Musik Irama Indah
Jl. Diponegoro 114, Denpasar
info@minikino.org
www.minikino.org
www.iramaindah.com

Related post


Top