Minikino Monthly Screening & Discussion |
TUNGGUL BANJARANSARI: INI (BUKAN) SEKEDAR MAKAN!
Ada persiapan tertentu untuk menikmati film-film karya Tunggul Banjaransari; Film, sebagai satu-satunya bentuk kesenian yang memungkinkan semua elemen artistik berkolaborasi, tentu memerlukan seorang koki yang pandai meramu.
Saat Tunggul menjadi koki, dan dihidangkan oleh Minikino, kali ini mengajak kita semua ikut menikmati dan membicarakan hidangannya; Ketika makanan lebih dari sekedar mengisi perut, adalah saat karya film jadi lebih dari sekedar hiburan pengisi waktu.
Programmer: Edo Wulia
Total Durasi: 80 menit
1. UDHAR Sepulangnya menunaikan ibadah haji, seorang ibu berhalusinasi bahwa cincinnya yang hilang ditemukan oleh seseorang di Mekah. Nominasi & Penghargaan: |
|
2. CANGGUNG Kota Solo sebagai tempat bertemu sekelompok orang Jepang yang sedang mengunjungi keluarga jauhnya di Indonesia. Mereka tidak saling mengerti bahasa satu sama lainnya. Yang jadi penghubung hanyalah seorang pria Jawa yang mampu berbahasa Jepang dan sebuah kamera Nominasi dan Penghargaan: |
|
3. LIBURAN KELUARGA Sebuah keluarga beserta tetangga-tetangganya pergi berlibur di tempat yang tidak menjadi tujuan liburan pada umumnya. Nominasi dan Penghargaan: |
|
4. PUTRI MALU Film ini merupakan bagian dari program Omnibus bentukan Festival Film Solo 2013, dengan tema besar Omnibus: ‘Tentang Film’. Putri Malu bekerja sebagai film yang mempermainkan prinsip hubungan mata dan layar. Cerita, karakter, warna, ketajaman gambar, suara adalah perangkat kamuflase yang acapkali men-siasati kerja pikir penonton. Putri Malu berjalan menggunakan unsur keterbalikan dari perangkat-perangkat tersebut. |
|
5. WORKED CLUB Melalui film ini, seorang pekerja kelas bawah naik pangkat. Tunggul Banjaransari memberi kehormatan pada Minikino untuk menjadi tempat pemutaran perdana film terbarunya ini. Mari kita santap bersama… tapi INI BUKAN SEKEDAR MAKAN! |
Short Bio Sutradara:
TUNGGUL BANJARANSARI Lahir di Solo 28 tahun silam, tumbuh besar dalam keluarga yang hidup melalui musik-musik tradisi. Tunggul menjadi satu-satunya anggota keluarga yang tidak bisa memainkan musik. Bosan mendengar musik, ia mulai menonton film. Di kala SMA, ia mulai merekam video-video tanpa menyuntingnya. Selepas kuliah, ia mulai membuat film.