Pelatihan Pengembangan Dokumenter dan Pendanaan (Documentary Development and Fundraising training) yang berlangsung 8-12 Juli 2013, menetapkan 10 proposal dan nama-nama peserta sebagai berikut:
1. Jangga: It’s Not Just a Game by Dadi Reza Pujiadi.
2. The Chosen by Dwitra J Ariana
3. Nada Pembawa Berkah Di Ujung Langit by Dynar Yudha Ananta
4. Bukan Itu!! by I Made Suarbawa
5. Danau Yang Hilang by I Putu Oka Sudarsana
6. Truly Inspiring by Ida Bagus Nirartha Bas Diwangkara
7. Arak Bali, Terinjak di Tanah Sendiri by Lina Pratica Wijaya
8. Sapa Sastra Bali di Radio by Putu Satria Kusuma
9. Janur, Doa dan potret ekonomi Bali by Rio Simatupang
10. Eksotisme Kebo Banyuwangi by Vicky Hendri Kurniawan
Pihak Erasmusindocs Jakarta selaku penyelaenggara, menyatakan telah menyeleksi dengan hati-hati, proposal yang masuk dari Denpasar, dimana peminat yang tertarik mengikuti pelatihan ini di Denpasar
lebih dari kuota yang ditetapkan, namun Erasmusindocs hanya memilih 10 peserta.
Pelatihan ini dirancang khusus bagi pembuat film dokumenter yang saat ini sedang dalam proses pra produksi. Pelatihan intensif 5 hari ini membantu peserta terpilih, untuk mengembangkan dan menuliskan ide dan membuat proposal untuk mendapatkan dana produksi. Kesuksesan pelatihan ini akan sangat tergantung pada kualitas tulisan dan kesiapan proposal mereka. Maksimal peserta: 10 orang.
Pelatihan yang berlangsung 8-12 Juli 2013, mengambil tempat di Griya Musik Irama Indah (GMII) Jl. Diponegoro 114, Denpasar dan sebagai partner lokal Bali adalah minikino.org.
Diskusi Alot Mengawali Erasmusindocs
Documentary Development and Fundraising Training (DDFT) Denpasar telah dimulai pada Senin (8/7/13) dan akan berlangsung hingga Jumat (12/7/13). Hadir sebagai pembicara adalah Hans Treffers, Executive Editor & Training Director dari filmmore, serta Marian Sijauta yang juga Inhouse Producer di Filmmore.
Di hari pertama, para peseserta training memaparkan ide filem yang telah mereka bawa. Beragam tema muncul dan terjadi diskusi yang cukup alot untuk menajamkan ide dan menemukan hal menarik dari setiap ide tersebut. Setiap peserta ditekankan untuk menemukan sebuah cerita dalam ide tersebut. Menurut Hans, Fakta merupakan suatu yang penting dalam dokumenter, namun dalam dokumenter kreatif, yang lebih penting adalah cerita dibalik fakta tersebut.
Di akhir sesi hari pertama, peserta disuguhi sebuah Filem Dokumenter Kreatif dari Rusia, karya Kossakovsky yang berjudul Tishe.
On Kamera: Pitching Hari Terakhir Erasmusindocs Denpasar
Setelah melewati 5 hari yang “keras”, kawan-kawan peserta Documentary Development and Fundraising Training di Denpasar, merasakan air surga baru, pencerahan baru mengenai dokumenter. Terutama proses menemukan cerita dibalik fakta-fakta riset yang telah dilakukan, serta menuangkannya dalam proposal pencarian dana.
Pada dua hari terakhir, (11/7) dan (12/7), dibahas mengenai alternatif pengumpulan dana untuk membiayai sebuah produksi film dokumenter. Diantaranya Crowdfunding dan Internasional film funding, yang memiliki persyaratan-persyaratan tersendiri.
Menurut Hans Treffers, sangat sedikit proposal permintaan dana pembuatan film dokumenter dari Indonesia, yang masuk ke funding Internasional. Dia mencontohkan di IDFA, dalam kurun waktu 2005 hingga 2012, hanya ada 6 proposal dari Indonesia yang di danai. Kesempatan sesungguhnya sangat besar, karena funding-funding di Eropa lebih menyukai mendukung proyek-proyek baru dari negara berkembang seperti Indonesia.
Kendala penguasaan bahasa Internasional (Inggris) menjadi sangat terasa selama workshop berlangsung. Penguasaan bahasa Inggris menjadi sangat penting bagi filmmaker jika ingin sukses menerobos masuk ke jaringan pendanaan Internasional. Karena itu, di akhir sesi Workshop, para peserta wajib menyampaikan proposal secara lisan dalam bahasa inggris dan dilakukan di depan kamera.
Discussion about this post