CATastrophe Productions
Judul/Title
: Child’s Play
Lokasi Produksi/Filming Location:
: Banten
Logline:
Seorang anak perempuan merekam permainan bonekanya di ponsel ibunya, namun permainannya ternyata mengandung arti lebih dalam dari sekedar permainan anak-anak.
A young girl records her dolls playing on her mother’s cell phone, only to discover that the seemingly innocent game reveals a darker, deeper meaning than just child’s play.
Sinopsis Pendek / Short Synopsis:
Sebuah rekaman video permainan boneka ternyata mengandung arti lebih dalam dari sekedar permainan anak-anak.
A videotaped doll game turns out to have a far deeper meaning than mere child’s play.
Writer’s Statement:
Sebagai seorang ibu, saya seringkali kaget melihat gallery ponsel saya yang berisi video-video yang direkam oleh anak saya. Ia sering merekam interaksi saya dengan suami saya tanpa sepengetahuan kami. Saya membayangkan apabila situasi yang sama dialami oleh seorang anak dengan ibu yang mengalami kasus KDRT. Video yang tidak sengaja terekam itu yang akan menjadi jendela bagi penonton ke dalam kisah kehidupan rumah tangga yang kelam dan hanya dapat disaksikan oleh mata polos seorang anak.
As a mother, I am often surprised to find videos recorded by my son in my cell phone gallery. He frequently films my interactions with my husband without our knowledge. This got me thinking about what it would be like if a child in a situation of domestic violence recorded similar footage. Such an accidentally captured video could offer a chilling glimpse into the dark realities of domestic life, seen through the innocent eyes of a child.
Producer’s Statement:
Sebagai perempuan, saya memiliki banyak kegelisahan dan selalu ingin mengangkat cerita-cerita domestik dari sudut pandang perempuan dan anak. Terlebih lagi, baru-baru ini terdapat sebuah kisah viral tentang kasus KDRT yang dilakukan seorang suami kepada istrinya di hadapan anak-anak mereka. Saya merasa kisah ini layak untuk diceritakan dengan cara yang sederhana dengan menekankan aspek emosi dan psikologis penyintas. Harapan saya, penonton akan dapat berempati dengan tokoh-tokoh di dalam film pendek ini dan menyadari betapa mendalamnya sebuah trauma yang dapat dialami oleh penyintas kasus kekerasan berbasis gender.
As a woman, I often feel a deep sense of anxiety and a strong desire to tell domestic stories from the perspectives of women and children. Recently, a viral story highlighted a case of domestic violence where a husband abused his wife in front of their children. This incident underscored the need to present such stories in a straightforward manner, focusing on the emotional and psychological impact on the survivor. My hope is that this short film will allow the audience to empathize with the characters and understand the profound trauma experienced by survivors of gender-based violence.
Director’s Statement:
Membicarakan kekerasan di dalam rumah tangga sangatlah sulit karena masih dianggap tabu oleh masyarakat, khususnya karena adanya ekspektasi gender yang seringkali menyudutkan penyintas saat berani bersuara. Itulah alasan saya memotret kisah sederhana ini dari sudut pandang seorang anak dengan kamera ponsel sebagai medium perekamannya. Pembuatan vlog oleh sang anak, yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk disebarluaskan, kerap kali menjadi saluran penyintas untuk menumpahkan curahan hati atau kegamangan akibat trauma. Kamera ponsel menjadi saksi bisu trauma sang anak yang bisa kita saksikan dalam film pendek berkonsep “found footage” ini.
Discussing domestic violence is challenging because it remains a societal taboo, often exacerbated by gender expectations that silence survivors. To address this, I chose to present a simple story from a child’s perspective, using a cellphone camera as the recording medium. The child’s vlog, created without the intention of public sharing, often serves as an outlet for expressing emotions or insecurities stemming from trauma. In this short film, the cellphone camera acts as a silent witness to the child’s experience, framed through the concept of “found footage,” allowing viewers to see the profound impact of trauma in a raw and personal way.