KISARA
Judul/Title
: Pradana, Utama?
Lokasi Produksi/Filming Location:
: Bali
Logline:
Swari adalah seorang perempuan yang merasa bahwa hidup akan menjadi lebih bahagia jika ia terlahir sebagai Purusa: seorang anak laki-laki. Namun tidak disangka, pembicaraannya dengan Ardhan merubah penilaiannya tentang hidup sebagai laki-laki.
Swari is a woman who feels that life would be happier if she was born as a Purusa: a boy. But unexpectedly, her conversation with Ardhan changes her judgment about life as a man.
Sinopsis Pendek / Short Synopsis:
Sambil diiringi suara keributan orangtuanya, sepasang kakak beradik berbicara mengenai isi hati masing-masing.
Amid the noise of their parents, a pair of siblings confide in each other about their deepest feelings.
Writer’s Statement:
Kekerasan berbasis gender sering kali berakar dari ketidaksetaraan yang tertanam dalam nilai-nilai gender yang kita yakini. Melalui film ini, kami ingin menyuarakan perspektif yang jarang diangkat tersebut. Setiap adegan adalah cerminan dari realita pahit yang dialami oleh banyak orang.
Writer’s Statement: Gender-based violence is frequently rooted in the deep-seated inequalities embedded in our gendered values. Through this film, we aim to shed light on this often overlooked perspective. Each scene reflects the harsh reality that many people endure, giving a voice to experiences that are rarely discussed.
Producer’s Statement:
Film ini merupakan hasil observasi kami pada nilai-nilai gender yang terjadi di masyarakat. Semoga film ini bisa memantik refleksi mendalam terkait akar kekerasan berbasis gender, terutama dalam lingkungan keluarga.
This film is the result of our observations on societal gender values. We hope it will inspire deep reflection on the roots of gender-based violence, particularly within the family environment.
Director’s Statement:
Sebagai seorang guru dan aktivis kesehatan reproduksi yang bekerja dengan remaja, saya sering mendengar sampai menyaksikan bagaimana gender dapat membatasi potensi dan kesejahteraan banyak orang, terutama laki-laki. Film ini adalah upaya saya untuk menggali lebih dalam akar permasalahan KBG, khususnya toxic masculinity di Bali, melalui lensa pengalaman pribadi dan pengamatan. Saya berharap film ini dapat memicu diskusi terbuka dan mendorong perubahan yang lebih inklusif.
As a teacher and reproductive health activist working with adolescents, I frequently encounter how gender expectations can restrict the potential and well-being of many individuals, especially men. This film represents my effort to explore the root causes of gender-based violence, focusing on toxic masculinity in Bali, through personal experience and observation. I hope it will provoke open discussions and inspire more inclusive change.