[ap_testimonial image=”https://minikino.org/indonesiaraja/wp-content/uploads/2017/03/gresik-1.png” image_shape=”square” client=”Shandy Anata MT” designation=”Programmer | Gresik Movie”]
Programmer Release
[/ap_testimonial]
INDONESIA RAJA 2017: Gresik
“MANUSIA DENGAN SEGALA KEKHAWATIRANNYA”
Indonesia Raja 2016 sebelumnya, menjadi catatan menarik tersendiri dalam memetakan perkembangan iklim sinema di kota Gresik. Beberapa film pendek hadir dengan gaya yang menarik dalam bercerita masalah kota dan manusianya. Begitu pula dengan hadirnya film-film dari kota lain yang sempat mampir di Gresik, mampu memberikan angin segar bagi para pegiat film pendek, khususnya di kalangan pelajar.
Di Indonesia Raja tahun ini, beberapa film terkumpul dengan membawa kekhawatiran. Bukan soal filmnya yang mengkhawatirkan dalam segi kelayakan, namun persoalan kekhawatiran itu sendiri yang diangkat dan menarik untuk diceritakan. Kekhawatiran itu muncul dalam dimensi layar berdurasi pendek dan butuh di obrolkan dalam waktu yang sepertinya agak lama. Memang, sudut pandang kota selalu menarik untuk diangkat cerita, salah satunya dalam film “Dulunya Indah, Sekarang Hilang” tentang masyarakat pesisir dan kegigihan sang anak menggantikan peran sang ayah untuk pergi melaut demi kebutuhan keluarga dan “Di Suatu Tempat, Dimana Pernah Ada Kita” memberikan gambaran mengenai tempat bermain yang perlahan habis terkikis oleh kepentingan pribadi.
Selain bicara wilayah, kekhawatiran juga tumbuh dari sisi manusianya itu sendiri. Kisah perempuan di Pulau Bawean (Pulau Puteri kata banyak orang) dalam film “Before Us Is The Sea” mengisahkan kesepian dan kebosanan perempuan dalam menunggu lelakinya yang tak kunjung pulang dari perantauannya. Selain berbagi kisah mengenai budaya masyarakat pesisir, cerita pola pendidikan masa kini ikut mengkhawatiran. Dalam film “PR-(Homework)”, pendidikan itu begitu sangat menyita waktu aktivitas seorang pelajar di rumah. Sehingga tak mudah untuk membedakan, mana Pekerjaan Rumah (PR) yang seharusnya dan mana tugas rumah yang semestinya.
Cara pandang yang dikemas para pegiat film ini sepertinya tak bisa lepas dari obyek remaja. Film “RUWINA” utamanya, sebuah nostalgia dan bermaksud berbagi kisah semata. Namun, hadirnya kisah lama bisa jadi cermin untuk kalangan remaja masa kini yang mungkin sudah melewati batas dalam merespon cinta. Itulah beberapa cerita yang sudah terlanjur terjadi hingga hari ini. Lingkungan berubah, gaya hidup berubah dan cara berpikiran pun dipaksa tuk berubah. Hadirnya lima film tersebut mencoba merangkum sebuah perubahan baru dan tentu disertai dengan kekhawatiran-kekhawatiran baru pula.
[ap_divider color=”#CCCCCC” style=”solid” thickness=”1px” width=”100%” mar_top=”10px” mar_bot=”10px”]
[ap_column_wrap]
[ap_column span=”1″]
[/ap_column]
[ap_column span=”5″]
Durasi total : 73’13”
Rekomendasi Usia Penonton: 13+
[/ap_column]
[/ap_column_wrap]
Synopsis:
[ap_divider color=”#CCCCCC” style=”solid” thickness=”1px” width=”100%” mar_top=”10px” mar_bot=”10px”]
[ap_column_wrap]
[ap_column span=”2″]
[/ap_column]
[ap_column span=”4″]
Dulunya Indah, Sekarang Hilang
Rizki Aryadinata S | Ekalaya Film / Gresik / 2016 / 14’00”
Aji seorang anak nelayan yang dibesarkan dari hasil laut. Mulai kebutuhan makan hingga biaya sekolah. Hidup berdua dengan bapaknya. Hingga suatu hari, dia pergi bersama kedua kawannya untuk mencari ikan. Sebab, hari itu, bapak tidak jadi pergi melaut.
Profile Sutradara:
Rizki Arya, bergabung dengan Ekstrakulikuler Sinematografi SMA Muhammadiyah 1 Gresik sejak tahun 2015. Kini, untuk pertama kalinya ia dipercaya teman-temannya untuk menyutradari Film “Dulunya Indah, Sekarang Hilang”.
[/ap_column]
[/ap_column_wrap]
[ap_divider color=”#CCCCCC” style=”dashed” thickness=”1px” width=”100%” mar_top=”10px” mar_bot=”10px”]
[ap_column_wrap]
[ap_column span=”2″]
[/ap_column]
[ap_column span=”4″]
Di Suatu Tempat Dimana Pernah Ada Kita
Nazaruddin Ahmadi | Gresik Movie / Gresik / 2016 / 10’39”
Di suatu tempat, pernah ada empat anak yang menghabiskan sorenya dengan bermain bersama-sama. Salah Seorang anak itu bernama Bari. Ia tinggal di rumah sederhana bersama ayahnya yang mantan petani. Ayahnya kini menjadi seorang buruh pabrik, sebab sawahnya dijual untuk pengobatan ibu Bari. Hingga pada suatu siang, ketika Bari dan Ayahnya sedang makan siang, berita di televisi mengabarkan, bahwa Gresik akan menuju swasembada pangan. Mendengar itu, Bari ingin menjadi petani.
Award:
1. Official Selection Psychofest Film Festival 2016
2. Official Selection Festival Kecil 2016
3. 2nd Foodbank Fest UISI 2016
Director statement:
Semakin hari lahan kami terus dikebiri, entah dimana tempat bermain lagi untuk adik-adik kami kelak nanti.
Profile Sutradara:
Alumnus salah satu sekolah broadcasting di Surabaya tahun 2011. Kembali ke kota Gresik an membentuk komunitas kecil bernama Gresik Movie bersama beberapa anak muda lainnya. Hingga kini terus mengembangakan semesta film di kota asalnya.
[/ap_column]
[/ap_column_wrap]
[ap_divider color=”#CCCCCC” style=”dashed” thickness=”1px” width=”100%” mar_top=”10px” mar_bot=”10px”]
[ap_column_wrap]
[ap_column span=”2″][/ap_column]
[ap_column span=”4″]
Before Us Is The Sea
Eric Fajryan Ichwanuddin | MMTC / Gresik / 2017 / 19’52”
Proses pencarian keutuhan keluarga untuk menghadapi kehidupan baru yang akan datang setelahnya, dalam konteks menemukan dan ditemukan.
Award
1. Official Selection UCIFEST UMN 2016
2. Nominasi Best Fiksi dan Best Story LENSA FILM UI 2016
3. Nominasi Best Fiksi Bandung Independent Film Festival 2016
4. Nominasi Best Fiksi Festival Film Surabaya 2017.
Director statement:
Perempuan Pulau Bawean Gresik menjadi sepi di tanahnya sendiri, ketika para lelaki di pulau itu pergi satu per satu untuk mencari penghidupan bagi keluarganya masing-masing. Kemudian timbul pencarian –pencarian mengenai segala hal yang berkaitan dengan hidup dan kebosanan.
Profile Sutradara:
Eric Fajryan, anak kedua dari tiga bersaudara, lahir di Gresik, 7 Maret 1994. Kuliah di bidang broadcasting tak mempengaruhi cintanya terhadap film yang telah muncul sejak bangku SMA. Kecintaannya pada film dan sastra, telah menjadi jiwa dalam setiap karya-karyanya. Pernah menyutradarai film AZOO (2016), PULANG KEMANA (2016) dan BEFORE US IS THE SEA (2016). Serta menulis skenario film MUMPUNG (2014), FULLEN (2014), MAKSUDNYA? (2015), dan beberapa video puisi.
[/ap_column]
[/ap_column_wrap]
[ap_divider color=”#CCCCCC” style=”dashed” thickness=”1px” width=”100%” mar_top=”10px” mar_bot=”10px”]
[ap_column_wrap]
[ap_column span=”2″][/ap_column]
[ap_column span=”4″]
RUWINA
Ayuning Tyas M.R.| Gresik Movie / Gresik / 2017 / 18’46”
Di siang hari yang hujan, Ruwina, perempuan SMA yang belum pernah berpacaran, sedang berada di rumahnya bersama Bowo yang telah mengantarnya pulang sekolah. Ruwina dan Bowo memiliki kesamaan saat itu. Mereka sama-sama belum pernah merasakan apa itu pacaran. Di rumah Ruwina, Bowo memiliki kehendak yang telah direncanakan sebelumnya. Ya, Bowo ingin menyatakan perasaannya. Namanya juga remaja, apa yang mereka bayangkan seringkali tidak seimbang dengan kenyataan. Dalam kondisi yang hujan, dan orang tua Ruwina yang berada di luar kota, Membuat Ruwina dan Bowo lebih intim dalam berkata-kata.
Award :
1. Official Selecton Program Kuratorial Malang Film Festival 2017
Director statement:
Mencoba menghadirkan kisah remaja anak sekolah 10 tahun yang lalu, sosok yang dihadirkan sebagai perempuan SMA yang bisa jadi mewakili kita semua dalam merespon cinta. Karena, masa remaja milik siapa saja.
Profile Sutradara:
Ayuning Tyas 19th, Mahasiswi yang saat ini mengenyam pendidikan matematika di sebuah perguruan tinggi Swasta, di Gresik. Menjadi sutrdara adalah pengalaman pertama untuk mengobati rasa penasarannya dalam mengenal sinema.
[/ap_column]
[/ap_column_wrap]
[ap_divider color=”#CCCCCC” style=”solid” thickness=”1px” width=”100%” mar_top=”10px” mar_bot=”10px”]
[ap_column_wrap]
[ap_column span=”2″][/ap_column]
[ap_column span=”4″]
PR [Homework]
Nareza Lazuwardy| EXCINEMA / Gresik / 2017 / 10’36”
Rizka, seorang pelajar yang mendapatkan dua tugas berbeda tetapi dengan satu judul yang sama. Ia mendapatkan tugas dari gurunya yang keesokan harinya harus dikumpulkan. Di sisi lain, ia mendapatkan tugas dari ibunya yang tertulis dibawah tudung saji. Sebenarnya, tugas apa yang Rizka dapatkan? Mengapa dengan judul sama tetapi kegiatannya berbeda?
Director statement:
Pola pendidikan semakin hari semakin berubah, menyita waktu khususnya aktifitas dirumah. Kadang sulit membedakan, mana pekerjaan rumah (PR) yang seharusnya dan mana tugas rumah yang semestinya.
Profile Sutradara:
Pelajar dari SMA NEGERI 1 MANYAR yang mulai menekuni dunia film bersama pelajar lainnya di ekstrakulikuler bernama “ Excinema ( Extra Cinematography Smanema ) “ yang kini ekstrakulikuler tersebut menjadi wadah dari potensi masing – masing anggota.
[/ap_column]
[/ap_column_wrap]
[ap_divider color=”#CCCCCC” style=”solid” thickness=”1px” width=”100%” mar_top=”10px” mar_bot=”10px”]