Ke 5 anak muda ini telah berhasil melewati 3 phase dalam my life my dreams project, yang merupakan kerjasama antara General Culture Department di Jönköping , Sweden dan Minikino di Denpasar, Indonesia.
Hampir tiga bulan mereka menjadi satu dalam projek ini. Menggali ide, belajar, diskusi, mewujudkan imajinasi mereka. “ini bukan sekedar workshop, tapi, MLMD sudah menjadi keluarga kecil saya dalam dunia film.” ungkap Budi, salah satu peserta yang pada phase 2 telah melahirkan sebuah film dengan judul the Dreamer, sebuah film yang ringan dan lucu.
Sebagai sebuah keluarga kecil “pembuat film”, mereka telah mengalami pahir getir kehidupan, tapi mereka maju terus. Ana, peserta paling cantik dalam MLMD bahkan gagal mengeksekusi naskah filmnya di phase 2. Karena sebelum hari shooting phase 2, kakeknya meninggal. Ana harus membatalkan shooting dan bersama keluarganya pergi ke Purwokerto, untuk mengikuti prosesi pemakaman Kakeknya. “sedih juga, tapi saya mendapat sesuatu yang baru dalam MLMD2013. Bahkan saya membuat film yang menurut saya luar biasa.” kata Ana, yang pada phase 2, menghasilkan film “baru” dengan judul, Besok suting, hari ini Kakek meninggal.
Dua peserta lain, yaitu Restu dan Sigit memiliki genre film yang sama dan mereka muncul menjadi tokoh dalam film masing-masing. Restu bermain untuk film Sigit yang berjudul Endles Hate, dan Sigit bermain dalam film karya Restu yang berjudul Pocong dan Suster Ngesot. Kendati film mereka memunculkan Hantu paling top se jagat, mereka menjamin filmnya membawa pesan yang manusiawi. “Hantu kan, juga manusia. dulunya!” kata Sigit.
Satu film lagi adalah karya Su. Sebuah film yang mengangkat situasi umum yang terjadi di kota-kota di seantero dunia. Yaitu kemacetan. Film berjudul I Made in traffic, menjadi hangat karena dibuat saat Indonesia memunculkan wacana kebijakan mobil murah dan peresmian jalan tol Bali Mandara, jalan tol pertama di Bali.
Film-film hasil karya peserta akan Premier pada akhir November 2013. “Kita akan segera umumkan tanggal premiernya, namun masih menunggu hasil phase 3 yang sedang memasuki proses editing di Swedia.” ungkap Cika, Project Officer MLMD Denpasar. Cika menambahkan, bahwa Phase 3 MLMD, akan menghasilkan sebuah film dokumenter, yang telah dishooting di dua kota yaitu Denpasar, Indonesia dan Jönköping , Swedia.