Kegiatan rutin bulanan Minikino yaitu pemutaran dan diskusi film pendek, pada bulan agustus ini telah berlangsung pada hari sabtu (24/8/13), yang menghadirkan empat film terbaik Indonesia dari Festival Film Solo. Empat film tersebut adalah “Halaman Belakang”, “Liburan Keluarga”, “On The Way”, dan “Sinema Purnama”.
Dalam diskusi hangat yang dilakukan secara online dari tiga kota, yaitu Solo menghadirkan Manager Program Solo Film Festival, Palu yang menghadirkan Yusup Rajamuda sutradara film Halaman Belakang dan Denpasar yang dihadiri belasan penonton. Setiap film ternyata menyentuh para penontonnya dengan cara dan suasana yang berbeda. Dua film pertama yaitu “Halaman Belakang” dan “Liburan Keluarga” yang cenderung experimental, menjadi film yang banyak mendapat tanggapan.
“Terus terang ketika melihat film Halaman Belakang saya masih bisa menikmati gambarnya, namun pada film kedua saya sudah nyaris meninggalkan kursi, tapi bersukur filmnya cukup pendek, sehingga saya selamat untuk dapat menonton film berikutnya yaitu On The Way dan Sinema Purnama, yang menurut saya sangat menghibur.” Kata cika.
Berbeda dengan Niratha yang malah lebih menyukai film pertama dan kedua. “Di film Halaman Belakang saya menyukai gambarnya dan disitu banyak sekali simbol yang membuat saya berfikir, demikian pula film kedua, mereka sangat berani untuk bereksperimen dengan gaya bertutur yang tidak biasa.”
Menanggapi beragam komentar dari penonton, Bayu sebagai Manager Program menyatakan, perbedaan pandangan mengenai sebuah film adalah hal biasa. Dalam mempertimbangkan pemenang, Juri dalam Festival Film Solo tidak hanya mempertimbangkan film dari sisi hiburan semata, namum banyak hal lain seperti estetika, cara bertutur dan sebagainya. Film pertama dan kedua memang memiliki cara bertutur yang berbeda dan oleh para juri dianggap memberikan nuansa khas bertutur film pendek. Juri yang dilibatkan dalam penilaian ratusan film pendek yang masuk ke Festival Film solo adalah SENO GUMIRA AJIDARMA, HIKMAT DARMAWAN dan IFA ISFANSYAH.
Dalam kesempatan diskusi, Yusup Rajamuda (yang terhubung langsung dari Kota Palu) sebagai sutradara film Halaman Belakang mengungkapkan bahwa dalam film tersebut ia menampilkan komposisi gambar dan suara yang menceritakan keseharian seorang anak, tingkah laku dan perasaannya, dan ia membebaskan penonton untuk menginterpretasikan makna dari komposisi dalam film tersebut.