Home / SHORTS UP 2024 – MilkyWay Studio Project

SHORTS UP 2024 – MilkyWay Studio Project

MILKYWAY STUDIO

Judul Proyek / Project Title:
Seratus Ribu / Desperately Hoping
Genre:
Fiksi / Fiction
Durasi / Duration:
15 menit / 15 minutes

LOGLINE:

Sebuah keluarga yang ekonominya terdampak oleh perubahan iklim berusaha memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka dengan memanfaatkan Sedekah Rawa Pening.

A family whose livelihood has been impacted by climate change struggles to meet their household needs by participating in the Sedekah Rawa Pening tradition.

SINOPSIS:

Di desa Asinan, akan diadakan Sedekah Rawa Pening, sebuah tradisi yang dipercaya dapat menolak bala dan melancarkan penghidupan masyarakat. Pak Diaz (45), seorang nelayan di danau Rawa Pening, dan istrinya, Bu Diaz (40), yang bekerja sebagai penjaga warung di pinggir danau, menghadapi masalah ekonomi akibat dampak perubahan iklim. Meski dalam kesulitan, keluarga Pak Diaz berusaha memberikan yang terbaik untuk mendukung tradisi Sedekah Rawa Pening, dengan harapan dapat memperbaiki nasib mereka.

In the village of Asinan, the Sedekah Rawa Pening, a tradition believed to ward off misfortune and improve the community’s well-being, is about to take place. Pak Diaz (45), a fisherman at Lake Rawa Pening, and his wife, Bu Diaz (40), who runs a small food stall by the lake, face economic challenges due to the effects of climate change. Despite their difficulties, Pak Diaz’s family strives to contribute their best to support the Sedekah Rawa Pening tradition, hoping it will help improve their fortunes.

WRITER’S STATEMENT:

Ketika saya SMP, berkunjung ke Danau Rawa Pening adalah pengalaman yang menyenangkan, dengan alam yang indah dan air yang tenang, mencerminkan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Namun kini, saya menyadari bahwa ketenangan itu justru menyembunyikan ombak yang menghanyutkan kehidupan mereka. Masyarakat desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengalami pasang surut sosial-ekonomi akibat perubahan iklim dan kebijakan pemerintah yang berdampak pada Danau Rawa Pening. Penurunan drastis hasil tangkapan ikan akibat blooming Eceng Gondok, revitalisasi yang tidak maksimal selama 17 tahun terakhir, serta upaya pelebaran danau oleh pemerintah yang justru merugikan warga sekitar, semuanya memperparah kondisi. Di tengah tantangan ini, masyarakat tetap melaksanakan Sedekah Rawa Pening—tradisi turun temurun yang dipercaya sebagai tolak bala dan ungkapan terima kasih kepada danau—sebagai cara untuk mempertahankan hidup dan menjaga kelancaran rezeki mereka. Film “Seratus Ribu” memperlihatkan bagaimana tradisi Sedekah Rawa Pening menjadi upaya masyarakat memperbaiki kondisi sosial-ekonomi dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

When I was in middle school, visiting Lake Rawa Pening was a delightful experience, with its beautiful scenery and calm waters reflecting the lives of the surrounding community. However, now I realize that the tranquility masks the undercurrents that are sweeping their lives away. The residents of Asinan village, Bawen District, Semarang Regency, Central Java, have experienced socio-economic fluctuations due to climate change and government policies affecting Lake Rawa Pening. The drastic decline in fish catches due to water hyacinth (Eceng Gondok) blooming, ineffective revitalization efforts over the past 17 years, and government attempts to expand the lake, which have instead harmed local residents, have all worsened the situation. Amid these challenges, the community continues to observe the Sedekah Rawa Pening—a tradition passed down through generations believed to ward off misfortune and express gratitude to the lake—as a means to sustain their livelihoods and secure their income. The film “Seratus Ribu” shows how the Sedekah Rawa Pening tradition becomes a community effort to improve their socio-economic conditions and meet their household needs.

PRODUCER’S STATEMENT:

Danau Rawa Pening, sebuah danau semi alami yang merupakan salah satu dari 15 danau prioritas nasional, berada dalam kondisi memprihatinkan akibat eutrofikasi dan sedimentasi sejak 2007. Film “Seratus Ribu” mengungkap isu-isu yang mengancam ekosistem danau, seperti blooming eceng gondok yang menutupi 80% permukaan danau, serta kurangnya respons cepat dari pemerintah dalam upaya revitalisasi. Selain itu, hadirnya ikan koan yang malah merusak ekosistem ikan lokal, ditambah perilaku masyarakat yang kurang menjaga kelestarian lingkungan, memperburuk situasi. Melalui tradisi “Sedekah Rawa Pening,” yang dipercaya sebagai tolak bala dan doa bagi kehidupan yang lebih baik, film ini menggambarkan upaya masyarakat sekitar untuk menghadapi tantangan tersebut. Dengan latar belakang pengalaman di Balai Pelestarian Kebudayaan, saya merasa relevan dalam mengembangkan cerita ini. Produksi film ini akan melibatkan kolaborasi dengan lembaga pemerintah, NGO, dan Teater Seribu Wajah, serta didanai melalui public funding dan investor. Kami yakin film ini dapat memberikan edukasi kepada penonton tentang isu perubahan iklim, lingkungan, dan sosial-ekonomi.

Lake Rawa Pening, a semi-natural lake and one of Indonesia’s 15 national priority lakes, has been in a dire state due to eutrophication and sedimentation since 2007. The film “Seratus Ribu” highlights the issues threatening the lake’s ecosystem, such as the blooming of water hyacinth covering 80% of the lake’s surface and the government’s slow response to revitalization efforts. Additionally, the introduction of the invasive koan fish species has disrupted the local fish ecosystem, and the community’s lack of environmental stewardship has further exacerbated the situation. Through the “Sedekah Rawa Pening” tradition, believed to ward off misfortune and offer prayers for a better life, this film portrays the local community’s efforts to confront these challenges. With my background in the Cultural Heritage Preservation Office, I find it relevant to develop this story. The production of this film will involve collaboration with government agencies, NGOs, and Teater Seribu Wajah and will be funded through public funding and investors. We believe this film can educate audiences about the issues of climate change, environmental conservation, and socio-economic challenges.

PRODUCER
WRITER

Saddam Putra Dewa Rimbawan

email: rimbawandewaputrasaddam@gmail.com

Cinta Setia Aisyah

email: ocakcsa@gmail.com


 

Kembali ke halaman Shorts Up

Top