Home / FILM WEEK / KOLEKTIF: 3 Film Pendek Tentang SARA(S)

KOLEKTIF: 3 Film Pendek Tentang SARA(S)

R-dewasaentry by donation

Lokasi Pemutaran & Waktu:
MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar | Sabtu/Sat 17 Oktober 2015, jam 15:25 – 17:00 WITA

Total Durasi: 93min.

CATATAN PRODUSER
Undangan Mengalami Kemanusiaan (An Invitation to Experience Humanity)
Kemanusiaan adalah pengalaman nyata, bukan sekedar ide atau konsep. Undangan Mengalami Kemanusiaan adalah undangan memperkaya pemahaman kita akan kemanusiaan dan mengingatkan kita mengenai apa artinya menjadi manusia, di masa dimana kita dikelilingi banyak hal yang menjauhkan kita dari kemanusiaan.
Tema ini juga menjawab pertanyaan yang harusnya sudah kadaluwarsa sejak berakhirnya Orde Baru di Indonesia: apakah pembuat karya harus menghindari elemen SARA(S)*? Jawabannya terlihat melalui karya-karya yang kita lihat disini. SARA(S) tak mungkin dipisahkan dari kenyataan masyarakat beragam dan merupakan bagian dari identitas manusia yang tak wajar untuk ditutup-tutupi. Adalah wajar, alami dan manusiawi bagi kita semua untuk membicarakan etnisitas, agama, ras, hubungan antar kelompok dan seksualitas. Menghindari SARA(S) adalah menghindari pengalaman menjadi manusia dan mengingkari makna penting dan mendasar dari kemanusiaan.

We believe that humanity is a real experience, not merely an idea or concept. Undangan Mengalami Kemanusiaan (An Invitation to Experience Humanity) is an invitation to enrich our understanding of humanity, and to remind us what it feels to be human, at a time when we are increasingly surrounded by things that can be dehumanizing, that distance us from the feeling of being human.
These films also address that question that unfortunately still lingers long past New Order expiry date: should filmmakers step around SARA(S)* issues, avoiding them in the name of peace and order? The films state the answer loud and clear. SARA(S)* is inseparable from diversity and an inevitable part of human identity that cannot be swept under the rug. It is only natural, only human, for us to openly discuss ethnicities, religions, races, inter-group relations, and sexuality. To avoid SARA(S) issues is to deny the experience of being human and the very essence of humanity.

Meiske Taurisia, Producer
Babibuta Films
*) Suku, Agama, Ras, Antargolongan (+ Seksualitas) = Ethnicity, Religion, Race, Inter-group relations (+ Sexuality)


Sendiri-Diana-Sendiri-minikino-film-week-2015-film-pendek-bali

“Sendiri Diana Sendiri”

(Kamila Andini/ 2015 / 39’00” / Fiksi)

Suatu malam, suami Diana memberikan ilustrasi tentang bagaimana ia ingin membagi kehidupan keluarga mereka dengan wanita lain.

One night, Diana’s husband presents her with a chart that reveals his shocking plan to share the little family with another woman.


Kisah-Cinta-Yang-Asu-minikino-film-week-2015-film-pendek-bali

“Kisah Cinta Yang Asu”

(Yosep Anggi Noen / 2015 / 30’00″ / Fiksi)

Ning dan Martha adalah sepasang pelacur dari dua kelas yang berbeda. Mereka terlibat cinta segitiga dengan Erik, seorang pemuda jalanan

Ning and Martha are two prostitutes from different class backgrounds. Ning works the street, while Martha tends to her clienteles in luxury hotels. They are entangled in a love triangle with Erik, a young street racer.


 The-Fox-Exploits-The-Tiger's-Might-minikino-film-week-2015-film-pendek-bali

“The Fox Exploits The Tiger’s Might”

(Lucky Kuswandi / 2015 /24’00” / Fiksi)

Tentang dua remaja yang menemukan diri mereka, dalam seksualitas, kekuasaan dan situasi sosial yang rumit. David adalah anak seorang pejabat militer dan Aseng datang dari etnis minoritas keluarga pedagang.

About two preteen boys discovering their sexuality and the relation between power and sex, in the awkward social setting of a sleepy small town with a military base. David is the son of a high-ranking officer, while Aseng’s family is an ethnic minority merchant.

 

 

Related post


Top