Durasi total:73’27”
Programmer: Mohammad Reza Fahriyansyah | Yuk Nonton!!!
CATATAN PROGRAMMER:
Pertemanan dan persahabatan merupakan elemen yang tidak akan pernah lepas dari manusia sebagai makhluk sosial. Hasil yang timbul dari pertemanan dan persahabatan bisa saja rasa cinta, khawatir, cemburu, senang, sedih, takut dan rasa benci. Selain itu melalui rasa yang timbul dari hasil pertemanan dan persahabatan terkadang tidak sesuai dengan pengekspresian rasa yang dirasakan. Hal ini bisa terpengaruh atau tercipta karena dampak dari sosial dan lingkungan yang ada dan berubah-ubah karna percampuran budaya serta perkembangan zaman.
Film-film ini merupakan sedikit banyak gambaran tentang Yogyakarta dan orang-orang di dalamnya yang bisa saja terpengaruh karena dampak dari sosial dan lingkungan yang ada dan berubah-ubah karna percampuran budaya serta perkembangan zaman. Kemudian filmmaker menciptakan film untuk mengekspresikan cerita-cerita yang mereka dapatkan di Yogyakarta khususnya dan tempat lain pada umumnya. Melalui kelima film dalam program ini semoga bisa memberikan pengalaman yang menarik terhadap penonton.
Humans are social beings, who are unable to be detached from friendship. Friendship produces love, concern, jealousy, happiness, sadness, fear, hatred. Sometimes, the feelings rising from the friendship bond don’t come precisely in the way of expressing the feelings. This happens because of dynamic social condition influenced by cultural blend and current development.
These films are only a little slice of Yogyakarta and the people living in the city. They may have been affected by dynamic social condition resulted from cultural blend and current development. Films are made as the medium to deliver the stories revolving around Yogyakarta in particular, and several other places in general. Hopefully, audience can obtaininteresting watching experience throughout these five films from Yogyakarta.
|
|||
“Manuk “(Ghalif Putra Sadewa / Yogyakarta / 2014 / 17’30”) Sumi dan Darto adalah pasangan suami istri yang sudah menikah selama lima tahun namu belum memiliki anak. Sumi sebagai ibu rumah tangga dan Darto bekerja sebagai pegawai kelurahan yang hobi memelihara burung yang akhirnya membuat Sumi cemburu. In their five years of marriage, Sumi and Darto have not had kids yet. The housewife Sumi often becomes jealous of the birds Darto keeps as pet, which he gives more attention to. |
|||
|
|||
“Gula-Gula Usia “(Ninndi Raras / Yogyakarta / 2014 /18’02”) Seorang perempuan tua yang hidup sendirian, seorang lelaki tua pemilik kios reparasi dan peralatan usang yang menghubungkan mereka. Obsolete things connecting two old man & woman, the old lady living alone and an old man that owns an electronic workshop. |
|||
|
|||
“Friend “(Yandy Laurens / Yogyakarta / 2014 / 13’17” Joko dan Widodo adalah sepasang sahabat yang tinggal di desa. Joko senang sekali menembak ayam peliharaan Widodo dan Widodo membalasnya dengan membakar rumah Joko. Hubungan persahabatan yang aneh ini kemudian berubah ketika Widodo harus pindah ke kota, tinggal bersama anak dan keluarganya. Joko and Widodo are best friends living in a village. Joko likes to hunt Widodo’s chickens and Widodo likes setting fire on Joko’s house. The peculiar friendship transformed when Widodo moves out to town to live with his son and his family. |
|||
|
|||
“Mak Cepluk “(Wahyu Agung Prasetyo / Yogyakarta / 2014 / 12’13”) Segerombolan anak yang bermain pletokan sehingga tersisa dua orang yang sama sama tak mau kalah. A bunch of kids are playing pletokan. Two remaining players are equally stubborn. |
|||
|
|||
“Vampire”(Fitro Dizianto / Yogyakarta / 2014 /12’25”) Pada suatu malam jumat Kipli dan Kecap lapar. Sudah tengah malam dan tak ada lagi warung yang buka kecuali warung pecel lele Cak Iwan yang dekat kuburan. Kipli and Kecap are starving in the middle of the night. |
|||
|