CATATAN KURATOR
oleh Ahmad Fauzi, 20 Maret 2023
Tim kerja Pameran Arsip Lupa Lupa Ingat 2023:
Siska Olie, Rayhan Dharmawan, Saffira Nusa Dewi, Fransiska Prihadi, Made Birus, Edo Wulia, Stanis Hollyfield, Sellyna Juliantari.
Akhir bulan Februari 2023 lalu, rekan kerja saya di Minikino, Holly membongkar salah satu dus di bawah lemari barang untuk melihat isinya. Lalu dia menarik sebuah poster berwarna merah dan menunjukkannya kepada saya dan seisi kantor, “Ehh ini ada poster lama dari Konfiden 2004.” Seketika saya pun nyeletuk, “wah lucu tuh kita bikin pameran buat memperingati Bulan Film Nasional”. Ya namanya nyeletuk tentu saja tanpa pemikiran matang, isinya hanya semangat impulsif saja. Tapi kata sudah terlempar ke udara dan seisi kantor menyetujui dan siap mendukung saya.
Sejak hari itu, saya berkutat dengan banyak sekali tumpukan berkas, majalah, koran, VHS, dan printilan lainnya yang sengaja disimpan. Pada proses awal pemilihan arsip, saya bersama rekan kerja saya Siska Olie, mencoba mengkatalogkan arsip-arsip Minikino berdasarkan tahun. Berkas-berkas arsip lama dari tahun 2000-an awal banyak saya dapatkan dari box file milik Tintin Wulia, salah satu pendiri Minikino. Lalu menyusul tumpukan box file lain dari Edo Wulia berisi berkas-berkas yang sama tuanya dengan berkas Tintin.
Lantas di tengah pengerjaan pengarsipan ini, ada kebetulan yang tak disangka datang. Lisabona Rahman datang ke MASH Denpasar untuk menemani film Dr. Samsi (1952) yang baru saja didigitisasi oleh kelompok belajarnya, Kelas Liarsip.Minikino Studio juga terlibat dalam menyediakan transkrip Bahasa Indonesia dan subtitle/ takarir Bahasa Inggris untuk proyek digitisasi.
Saya pengagum kerja dan karya Lisa dalam bidang pengarsipan dan pengembangan wacana feminis dalam Sekolah Pemikiran Perempuan. Tentu saya senang sekali, karena bisa sekalian ngobrol tentang arsip dan sedikit wawancara mengenai kerja pengarsipan dengannya (tulisan wawancara saya dengan Lisa bisa diakses di https://minikino.org/articles/wawancara-bersama-lisabona-rahman/).
Ada hal yang saya ingat baik-baik dalam wawancara saya bersama Lisa tentang eksibisi arsip. Fungsi dari eksibisi arsip festival film seperti Minikino itu mula-mula untuk membuka dialog. Biar perjalanan panjang Minikino selama 21 tahun ini dimaknai terbuka oleh publik. Sisanya, kita lihat respons dari publik. Hal ini juga yang membuat saya tidak ingin muluk-muluk dalam membuat pameran ini, yang penting ada langkah kecil untuk membuka dialog dan membangun wacana pengarsipan.
Waktu saya mulai mempelajari arsip-arsip ini, saya yang baru dua tahun terhubung dengan Minikino cukup terkesima dengan bagaimana arsip-arsip ini tersimpan baik. Hanya sebagian kecil saja sebetulnya dari koleksi arsip yang berhasil dipamerkan dalam Pameran Arsip: Lupa Lupa Ingat tahun 2023. Berkat keterbatasan waktu, saya yakin ada lebih banyak kerja yang perlu dilakukan serta mungkin diiringi beberapa pameran berikutnya.
Terakhir, sebagai orang muda yang belajar mengkurasi, saya ingin mengucapkan selamat memperingati Bulan Film Nasional. Ada banyak hal seru ketika melihat sejarah panjang Minikino sebagai festival film pendek, yang juga merupakan bagian dari sejarah pembentukan industri film nasional pasca-Reformasi. Dan tentu sebagai salah satu organisasi film pendek tertua yang masih aktif dan konsisten di Indonesia.
SABTU, 25 MARET – MINGGU, 9 APRIL 2023
di MASH Denpasar
Maps: minikino.org/MASHDenpasar
KUNJUNGAN HARIAN
27 MARET – 9 APRIL | 13:00 – 19:30 WITA
LIBUR TIAP SENIN
Mau buat janji dengan tim kerja pameran? Langsung WhatsApp ke Minikino Hotline +6287853686813
RANGKAIAN ACARA PAMERAN ARSIP di MASH Denpasar
SABTU, 25 MARET 2023
17:30 — 20:30 WITA
PEMBUKAAN & NONGKRONG BARENG KURATOR
Pameran Arsip Lupa Lupa Ingat akan dibuka dengan ngabuburit dan nongkrong bersama dengan para kurator.
SELASA, 28 MARET 2023
19:30 — 20:30 WITA
DISKUSI – FILM FESTIVAL ARCHIVING PRACTICE
PEMBICARA:
SANCHAI CHOTIROSSERANEE (THAI FILM ARCHIVE)
LULU RATNA (BOEMBOE FORUM)
MODERATOR:
AHMAD FAUZI (MINIKINO)
Bagaimana sebuah festival film seharusnya menyikapi arsipnya? Ikuti diskusi tentang pengarsipan festival film bersama Lulu Ratna (Boemboe Forum) dan juga Sanchai Chotirosseranee (Thai Film Archive).
Presentasi dalam Bahasa Inggris dengan rekaman yang dapat diakses di YouTube Minikinoevents pada bulan April 2023.
KAMIS, 30 MARET 2023
19:30 WITA
PRESENTASI PUBLIK OLEH KATYA VOGEL – GHOST HUNTING IN THE CITY
Dalam tiga minggu, Katya Vogel mengakses data film-film pendek Indonesia yang berhubungan dengan fokus penelitiannya sebagai bagian dari Short Artist Residency Minikino di MASH Denpasar.
Presentasi dalam Bahasa Inggris dengan rekaman yang dapat diakses di YouTube Minikinoevents pada bulan April 2023.
SABTU, 1 APRIL 2023
19:30 WITA
PEMUTARAN PROGRAM FILM PENDEK “MY LIFE MY DREAMS” (2013) & PESTA KOSTUM 2000AN
Pakai busana ala 2000an-mu dan ikut nonton screening hasil karya peserta My Life My Dreams Jönköping-Denpasar 2013, kolaborasi antara Jönköping Kultur Kommun, dan Minikino.
JUMAT, 7 APRIL 2023
19:30 WITA
PEMUTARAN PROGRAM FILM PENDEK DOKUMENTER “KICKSTART!: MENCARI BALI” (2006) & NONGKRONG BARENG KURATOR
Setelah 15 tahun, kumpulan film-film pendek dokumenter bertajuk Mencari Bali kembali diputar. Mencari Bali ialah program beasiswa pelatihan pembuatan dokumenter untuk peserta dari kalangan pemula hasil inisiasi In-Docs berkolaborasi Minikino.
PROFIL SINGKAT PEMBICARA
LULU RATNA lulus dari Antropologi, Universitas Indonesia tahun 1997 dan Pengkajian Seni Urban dan Industri Budaya Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (2020). Pernah bekerja di beberapa festival film, seperti Jakarta International Film Festival 1999, Festival Film-Video Independen Indonesia (2000-2002), Festival Film Indonesia/FFI (2004, 2011, 2014), dan Europe on Screen (2007-2011). Menjadi juri di beberapa festival film nasional dan internasional, diantaranya Tampere Film Festival 2007, kategori film pendek Jogja-Netpac Asian Film Festival 2011, kategori film dokumenter XXI Short Film Festival 2013, Freedom Film Festival 2015, kategori film pendek FFI (2005, 2006, 2015, 2016) dan sebagai juri mandiri FFI 2017. Ia sempat membuat beberapa film pendek dokumenter. Sejak 2003 aktif di Organisasi boemboe yang fokus pada promosi/distribusi film pendek Indonesia dan menjadi kurator Calon Nominasi Film Pendek FFI 2017-2020. Sejak 2012 juga aktif memberikan workshop festival film bersama COFFIE (Coordination for Film Festival in Indonesia). Sempat menjadi Sekretaris Komite Film, Dewan Kesenian Jakarta periode 2015-2018 dan sejak 2016 menjadi pengajar di Prodi Film Universitas Multimedia Nusantara, Serpong. Sejak 2021 ia menjadi salah satu Program Advisor IDFA (International Documentary Film Festival Amsterdam).
Moderator: AHMAD FAUZI (Minikino)
PROFIL SINGKAT
Pada tahun 2013 silam, proyek MY LIFE MY DREAMS diawali dengan rencana dan diskusi panjang antara Departemen Kebudayaan Umum di Jönköping, Swedia dan tim kerja Minikino di Denpasar, Bali, Indonesia. Tujuannya adalah untuk menciptakan kerjasama dan pengertian antar pemuda di Jönköping, Swedia dan Bali, Indonesia, melalui proses pembuatan film.
Arsip program film ini akan ditayangkan kembali sebagai rekaman yang menunjukan bahwa proyek ini pernah menjadi suatu harapan dari Minikino sebagai festival film, untuk memberikan edukasi dan pengalaman praktis dalam pembuatan film dan cerita untuk anak muda.
==========================
Durasi Program: 36:52
Dengan subtitle Bahasa Inggris
DAFTAR FILM
**FILM THE GUEST WORKER DAN THE ACTRESS TIDAK DIPUTAR DALAM PAMERAN ARSIP**
THE GUEST WORKER Erik Gansjö and Max Timje / English / 03:38 // Sebuah gambaran personal tentang seorang pekerja pendatang di Jönköping, Sweden.
THE ACTRESS William Merkell & Karolina Thollander / Swedish / 04:16 // Sebuah Dokumenter pendek tentang Allis, seorang remaja perempuan yang memiliki cita-cita menjadi seorang aktris.
I MADE IN TRAFFIC JAM I Wayan Suhendra / Indonesia / 04:41 // Made dan Wayan harus segera menemui boss, tapi mereka terjebak macet lalu lintas kota Denpasar.
POCONG & SUSTER NGESOT Komang Restu Sedana / Indonesia / 10:38 // Ketika Suster Ngesot menemukan cara untuk mengatasi cacat fisiknya, ia harus berlomba dengan Pocong yang juga memiliki keinginan yang sama.
ENDLESS HATE Sigit Widyantoro / Indonesia / 07:34 // Kamar Gita seringkali berantakan dan ada beberapa tamu tidak diundang mengganggu ketenteraman seluruh keluarga Gita, bahkan lebih fatal lagi.
THE DREAMER Kadek Budi Setiawan / Indonesia / 06:05 // Dony bermimpi menjadi SUPERHERO, namun sayangnya pada waktu dan tempat yang tidak tepat.
BESOK SYUTING, HARI INI KAKEK MENINGGAL Maria Rosiana Sedjahtera / Indonesia / 07:54 // Besok, Ana akan syuting film, namun datang kabar bahwa kakek meninggal dan Ana harus segera berangkat bersama keluarga menuju Purwokerto untuk acara pemakaman.
KICKSTART! 2006: MENCARI BALI
Pemutaran program Mencari Bali yang dibuat 15 tahun yang lalu dalam program produksi film dokumenter KickStart! 2006. Program ini adalah beasiswa berupa pelatihan pembuatan dokumenter bagi kelompok peserta dari kalangan pemula pembuat film dokumenter di Bali. Hasil pelatihan adalah film dokumenter pendek berdurasi 15 menit dalam satu seri dokumenter bertema Mencari Bali. Peserta Kickstart! 2006 membuat film di bawah bimbingan pembuat film dokumenter profesional, difasilitasi dengan bahan baku, kamera, komputer editing, operating editing, dan dana produksi untuk riset dan shooting. Setelah 15 tahun Mencari Bali, sudah sampai mana?
==========================
Durasi Program: 56:53
Dengan subtitle Bahasa Inggris
DAFTAR FILM
KOLOK Bayu Sakti Wijaya, Dewa Made Merta Suardana, I.B. Putu Suwenda / Indonesia / 2006 / 14:36 // Seperti apa kehidupan masyarakat kolok (bisu-tuli) di desa Bengkala, Buleleng, Bali? Bagaimana mereka ber”bicara” antara satu dengan yang lain? Sudarma – salah seorang kolok, tidak merasa dirinya berbeda dengan orang-orang lain yang memiliki pendengaran normal. Ia mampu menghidupi keluarga walaupun dengan seadanya. Selain membantu orang tua dalam kehidupannya sehari-hari, Sudarma juga menyukai kegiatan tajen (sabung ayam). Dan uniknya, ia menjadi anggota kelompok tari janger Kolok di Bengkala.
NANGIANG BARONG Ananta Wijaya, Dwitra Juli Ariana / Indonesia / 2006 / 15:11 // Kisah tentang masyarakat desa Kiadan dalam menanggulangi beragam bencana musibah yang menimpa mereka. Secara sekala (logika) sehari-hari masalah tersebut tak terpecahkan, maka mereka melakukan upaya niskala (spiritual-budaya) yakni nunas bawos ngatur desa (bertanya ke orang pintar ke empat penjuru mata angin). Hasilnya, mereka harus nangiang barong (membangkitkan kembali tapakan barong). Berhasilkah mereka?
AKU BUKAN MALING Susi Andrini, Made Suarbawa / Indonesia / 2006 / 14:26// Na’lim seorang pemuda desa Pegayaman, Bali, seringkali dicurigai sebagai maling, perampok, atau pembunuh. Pandangan stereotip ini membawa kesulitan ekonomi dan sosial bagi warga Pegayaman pada umumnya. Mereka dikucilkan, kesulitan mendapatkan pekerjaan, teman atau pasangan hidup dari luar Pegayaman. “Daripada kawin sama orang Pegayaman, lebih baik kawin sama kambing”, konon ada yang berujar demikian. Namun Na’lim tidak menyerah begitu saja pada keadaan. Ia bekerja untuk menggapai cita-cita, dan cinta. Baginya “hidup harus lebih baik dari sekarang”.
MENGEJAR FATAMORGANA Muji Ananta, Erwin Agus Handaka / Indonesia / 2006 / 12:40 // Asri, seperti kebanyakan gadis Bali lainnya yang “mesti” belajar menari Bali, sebenarnya mendambakan terjun ke dunia model yang gemerlap. Cita-cita ini didukung penuh oleh ayah Asri. Piala demi piala akhirnya diraih Asri dari kiprahnya sebagai model, melalui pengorbanan besar dalam hal waktu dan dana. Namun dengan tak disangka, keluwesan Asri menari tradisional Balilah yang membawanya mengunjungi negara lain. dan memuluskan jalan masuk ke sekolah favorit di Denpasar.